Jumat, 27 April 2012

Cari Pekerjaan itu Terlihat Sulit

Dalam mencari pekerjaan dengan gaji melebihi UMR saat ini, kebanyakan pasti berfikir harus lulus perguruan tinggi. Minimal D3 lah, syukur kalo bisa S1 atau D4. Sudah lulus pun, sepertinya susah sekali untuk mencari kerja. Ini saya sadari ketika beberapa hari ini ada seorang teman saya, teman sejak SD, SMP, dan SMA yang ikut menginap di kost 36B kebanggaan saya.Dia lulusan sebuah perguruan tinggi negeri di Malang. Baru lulus tahun lalu (ini yang bikin saya iri). Dia nunut menginap selama seminggu lebih di kost saya untuk mengikuti serangkaian test kerja di PT Pelindo (kalo ndak salah). Nah, mulai test awal di Surabaya ini, saya nganter dia karena dia ndak ngerti sama sekali jalan-jalan di Surabaya. Test ada di kampus STESIA (bener ndak tulisane?), deket sama RSJ Menur sana. Jadi dari kost saya yang deket Unair ya cuman butuh waktu 10 menit naik Beat merah.
Nah dari sana saya ngerti pesertanya ternyata buanyaak buangett ngett ngett.. Lha di sana aja sudah bergelombang, sudah banyak yang gugur. Belum lagi tes yang diadakan di kota-kota besar lain seluruh Indonesia. Wuih.. Sepenglihatan saya, ada yang jalan kaki kesana, ada yang nyarter mobil sama teman-temannya, ada yang naik motor, terus ada juga yang diantar orang tuanya naik mobil mewah (udah kaya kok masih cari kerja yah? :p)
Hujan, panas, mendung, test sampai bubar maghrib, dilalui mereka dengan tabah.. Menurut informasi teman saya, ada yang dari Jakarta dan kota-kota lainnya mbelani datang ke Surabaya agar lulus tes pencari kerja yang diadakan pak Tanzil ini dan bisa bekerja di Pelindo. Pikir saya, wah ternyata lulusan perguruan tinggi aja banyak banget ya yang masih cari kerja… Terus yang diterima nanti sedikit, pasti yang ndak diterima masih cari-cari lagi, entah kapan dapat kerja tetap di perusahaan…
Kalau saya jadi mereka, mungkin akan memiliki pemikiran yang sama. Harus semangat, tidak menyerah meski di hujan badai, menerjang panas Surabaya yang mirip “neroko bocor alus”. Meski terlihat ribet dan susah, tapi itulah jalan hidup. Tanpa bekerja, tidak bisa mendapat uang, meski uang bukan segalanya namun tanpa uang bakal susah segala-galanya. Ya mau ndak mau harus mau kalau sudah begitu…
Sayangnya saya bukan mereka. Saya memiliki pemikiran lain, yang mungkin aneh bagi mereka. Waktu saya ndak bisa lulus tepat waktu dari kampus, saya ndak punya cita-cita untuk kerja di perusahaan yang mengikat saya. Saya punya pemikiran aneh, yang bagi orang lain terlihat seperti utopia… Saya mending cari uang dengan cara saya, ndak bekerja bagi orang lain selagi saya mampu menemukan jalan sendiri untuk menciptakan sumber uang. Sebenarnya saya yakin, setiap orang pasti mampu mencari uang tanpa bergantung pada ‘bekerja di perusahaan’ atau ‘bekerja sebagai pegawai negeri’. Mungkin mereka yang seperti itu ingin meneruskan doktrin konservatif yang diajarkan kebanyakan orang tua (jadi pegawai negeri itu keren, dsb), no offense..
Saya berani mengutarakan pendapat saya karena saya sudah pernah membuktikan bahwa cari uang itu tidak harus terlalu bersusah payah berkompetisi dengan ribuan bahkan puluhan ribu orang untuk satu posisi di perusahaan (ini bagi yang hanya butuh uang). Kalo bagi yang hanya butuh posisi, bukan uang, silakan berkompetisi (namun setahu saya posisi bisa dibeli dengan uang). Sampeyan bisa kok cari uang dengan cara-cara sendiri. Misal jualan bakso, jualan pulsa. Memang terlihat memalukan, tapi ada satu kebanggaan tersendiri, ANDA yang jadi BOSnya!! Ya, Anda, sampeyan, panjenengan!
Buat saya sendiri, saya ndak jualan bakso sih, juga ndak jualan pulsa. Tapi saya jualan mata uang sama jualan desain web. Untuk hasilnya memang hanya cukup buat makan sehari-hari, buat bayar internet, bayar kost. Namun itu hanya permulaan dan masih belum ada seperempat jalan. Kalau mau saya seriusi, saya yakin saya bisa melebihi bos manapun. Bukan isapan jempol belaka loh ini, bukan utopia saya, serius sumpah.
Ya saya niat nulis tulisan ini bukan buat manas-manasi supaya mas ngganteng dan mbak cantik untuk tidak mencari kerja. Kerja itu perlu, kalo semua jadi bos, siapa buruhnya coba? Tapi tujuan utama saya nulis ini ya buat sampeyan-sampeyan yang susah banget cari duit, sudah test kerja dimana-mana gagal, mending melihat peluang-peluang usaha sendiri! Gunakan segala ilmu yang didapatkan di sekolahan dan perguruan tinggi negeri akreditasi A tersebut untuk membuka usaha sendiri. Toh dengan dibukanya usaha Mas A atau Mbak B, nanti bisa memperkerjakan Mas C dan Mbak D.
“Masalahnya saya mau usaha tapi ndak punya modal iki mas, piye penake?” Lhah, semua itu ada jalan kok. Saya dulu juga cuman modal duit kiriman orang tua buat usaha, duit yang seharusnya buat saya makan sebulan tapi saya gunakan buat beli domain hosting sehingga kebanyakan saya makan sehari sekali selama tahun 2010 lalu. Kalau beli modemnya dari uang beasiswa sih, jadi ndak perlu nabung lama. hee… Sekarang juga bisa cari duit dari forex tanpa modal. Saya per bulan dapat tiga digit dollar dari sana, padahal cuman modal internet dan komputer butut.
Yah, begitulah.. Saya mantap ndak mau cari kerja, mau sih kalo kerja sampingan jadi penjaga warnet aja karena pekerjaan utama saya ya nongkrong di depan komputer saja, Kalau sudah waktunya nanti, saya punya cita-cita yang besar. Cita-cita yang belum bisa saya tuliskan disini. Jadi bagi sampean yang ndak diterima kerja, jangan cemas, jangan khawatir, jangan takut. Lakukan apa saja yang bisa menghasilkan duit halal. Jangan malu dengan teman yang sudah diterima di kantor pusat perpajakan, atau sudah jadi dosen di perguruan tinggi tempat dulu sampean belajar. Tuhan memberikan kita otak untuk berfikir dan mencari jalan keluar (ups jadi ceramah, maaf).

Tidak ada komentar: